Istilah Tembang Macapat
Kata tembang sebagai "nyanyian" bersinonim dengan kidung, kakawin, dan gita. Kata kakawin berasal dari kawi (
bahasa Sansekerta ) yang berarti "penyair". Kakawin berarti "syair,
gubahan, kidung, nyanyian" (Mardiwarsito, 1981 :274 ).Kata kidung
berarti "nyanyian", sudah dikenal sejak terciptanya karya sastra jawa
Kuno. Sedangkan kata tembang baru di jumpai dalam karya sastra Jawa
Baru. Kemudian kata kakawin, kidung, dan tembang digunakan sebagai
sebutan bentuk puisi Jawa secara kronologis. Kakawin merupakan sebutan
puisi Jawa Kuno berdasarkan metrum India. Kidung sebagai sebutan puisi
Jawa pertengahan berdasarkan metrum Jawa dan tembang, adalah sebutan
puisi jawa baru berdasarkan metrum Jawa.
Berkaitan dengan kata tembang, muncul kata macapat yang kemudian
digabung menjadi "tembang macapat". Kata macapat diperkirakan bukan
berasal dari bahasa Jawa Kuno atau Kawi dan bukan berasal dari bahasa
Jawa Pertengahan atau Jawa Madya, melainkan dari bahasa Jawa Baru
(Danusuprapta, 1981: 151). Bahasa Jawa Baru adalah bahasa yang digunakan
dalam karya sastra Jawa pada akhir abad ke-16 Masehi.
Minggu, 25 September 2011
Rabu, 21 September 2011
PELAJARAN BAHASA JAWA UNTUK PEMULA
A. AKSARA JAWA
Seperti halnya bahasa Arab, Jepang serta India, bahasa Jawa juga memiliki
sistem alphabet sendiri yang disebut sebagai aksara Carakan. Aksara Jawa ini terdiri
dari aksara baku beserta pasangan, sandhangan, aksara swara, aksara rekan dan angka
seperti di bawah ini :
a. Aksara Baku (pokok) ada 20 (duapuluh) ;
b. Pasangan
c. Aksara Swara, aksara ini digunakan untuk menulis unsur lambang bunyi, maupun
serapan kata – kata non Jawa.
d. Aksara Rekan, aksara rekan dugunakan untuk menulis kata – kata serapan asing.
e. Aksara Murda, aksara murda ini dulu digunakan untuk menuliskan lambang bunyi
atau kata – kata sansekerta yang terserap dalam kosakata Jawa kuna, dalam
perkembangannya sejak weton Sriwedari yang dikeluarkan oleh pemerintah
kolonial Belanda aksara ini digolongkan sebagai aksara Kapital.
f. Angka ;
g. Sandhangan ; tanda yang digunakan untuk merubah bunyi aksara Jawa ;
Seperti halnya bahasa Arab, Jepang serta India, bahasa Jawa juga memiliki
sistem alphabet sendiri yang disebut sebagai aksara Carakan. Aksara Jawa ini terdiri
dari aksara baku beserta pasangan, sandhangan, aksara swara, aksara rekan dan angka
seperti di bawah ini :
a. Aksara Baku (pokok) ada 20 (duapuluh) ;
b. Pasangan
c. Aksara Swara, aksara ini digunakan untuk menulis unsur lambang bunyi, maupun
serapan kata – kata non Jawa.
d. Aksara Rekan, aksara rekan dugunakan untuk menulis kata – kata serapan asing.
e. Aksara Murda, aksara murda ini dulu digunakan untuk menuliskan lambang bunyi
atau kata – kata sansekerta yang terserap dalam kosakata Jawa kuna, dalam
perkembangannya sejak weton Sriwedari yang dikeluarkan oleh pemerintah
kolonial Belanda aksara ini digolongkan sebagai aksara Kapital.
f. Angka ;
g. Sandhangan ; tanda yang digunakan untuk merubah bunyi aksara Jawa ;
Langganan:
Postingan (Atom)